SANGKAR PERDABAN — Ilmu adalah sesuatu yang mulia dan orang yang mempunyai ilmu juga akan menjadi mulia. Tetapi kemuliaan itu tidak bisa di dapat tanpa harus bersusah payah. Orang yang menuntut ilmu harus berkenan bersusah payah, sabar, istiqomah dan giat belajar. Imam Syafi’I dalam maqolahnya menegaskan bahwa,
فَمَنْ لَمْ يَذُقْ مُرَّالتَّعَلُّمِ سَاعَةً # تَجَرَّعَ ذُلَّ الْجَهْلِ طُوْلَ حَيَاتِهِ
“Barangsiapa belum pernah merasakan pahitnya menuntut ilmu, walau sesaat ia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.”
Alhamdulillah, kita masih diberikan umur guna untuk menambah ketaatan kita kepada Allah SWT dan juga menambah pengetahuan, wawasan dengan cara menuntut ilmu di Pondok Pesantren Tahfizhil Qur’an Nurjamilah (DARU TARTILA). Ilmu itu hiasan bagi pemiliknya. Maksudnya? Dengan kita mempunyai ilmu, oranglain akan segan, sungkan sama kita. Tetapi sebaliknya, jika seseorang tidak mempunyai ilmu maka tak ada satu pun yang menghargai, menghormatinya. Jadi, ilmu yang jagain kita BUKAN kita yang jagain ilmu. Contoh, seorang ulama dengan segudang keilmuannya, keluasan pengetahuannya, akhlaknya yang luar biasa pasti bakalan di hormati oleh pengikutnya, oleh jama’ah berkat keilmuannya. Seorang dokter bisa menjadi hebat di mata orang lain karena dia punya ilmu. Dosen juga menjadi orang yang di hormati oleh mahasiswanya karena ilmu. Semakin mulia ilmu yang dimiliki, maka semakin terjaga pemiliknya dari kesesatan dan kesalahan. Makanya, seperti para ulama, dosen beliau tampak sempurna karena ilmu yang dimilikinya. Ilmu itu sangat mulia. Ilmu ibarat batu permata yang banyak dicari orang jika orang tersebut mengetahui, betapa berharganya nilai sebuah batu permata. Karena tidak mungkin seseorang mengerjakan sesuatu tanpa ada ilmu. Kalau mengerjakan sesuatu tanpa ilmu itu namanya “ngawur”. Hidup di era globalisasi ini semua bisa hebat dengan ilmu. Ilmu merupakan senjata paling ampuh bagi manusia, karena ilmu yang menjadikannya makhluk paling mulia di muka bumi ini. Manusia dikatakan mulia bukan karena kekuatannya yang mampu mengalahkan gajah, bukan karena kebagusan fisik yang dimilikinya. Manusia bisa dikatakan mulia karena manusia mempunyai ilmu. Dengan ilmu, manusia bisa menjadi lebih kuat dari gajah. Karena ilmu, para malaikat diperintahkan bersujud kepada Nabi Adam. Dan karena ilmu inilah, manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi. Selain sebab keutamaannya, menuntut ilmu juga diwajibkan atas dasar kewajiban sebagaimana sabda. Rasulullah SAW,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap laki-laki dan perempuan”
Ilmu adalah perhiasan yang senantiasa menghiasi pemiliknya. Orang kaya yang berilmu derajatnya lebih tinggi daripada orang kaya yang bodoh. Wanita cantik yang berilmu jauh lebih baik daripada wanita cantik yang tidak berilmu, dan begitulah seterusnya. Ilmu merupakan anugerah dari Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya yang dikehendaki. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa di kehendaki Allah menjadi orang yang baik, maka di fahamkanlah dia tentang agama dan ilmu.” Dengan ilmu, seseorang akan mampu memperbaiki dirinya sehingga bisa menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Dengan memiliki ilmu, seseorang akan mampu untuk memiliki apapun yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan kisah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman memilih ilmu ketika diberi pilihan memilih satu dari tiga hal; “Harta, Tahta dan Ilmu”. Beliau tahu, dengan ilmu beliau akan mendapatkan semuanya selain ilmu tersebut. Ternyata benar-benar terbukti, dengan memilih ilmu beliau mampu mendapatkan tahta yang tidak ada bandingannya sampai akhir masa. Beliau juga memiliki harta yang berlimpah ruah tiada tara dan tidak ada habisnya. Subhanallah! Ilmu adalah penuntun manusia untuk menjadi manusia seutuhnya, manusia yang sadar akan keberadaannya sebagai hamba Allah SWT. Hamba yang berkewajiban untuk beribadah kepadanya. Hamba yang selalu introspeksi diri, sehingga terhindar dari penyakit hati yang dibenci Allah. Dengan ilmu juga, seseorang akan dituntun menuju surga-Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga”. Nak, zaman sekarang! Orang pintar itu banyak. Tapi kita kekurangan orang-orang berakhlakul karimah, orang yang jujur, orang yang bijaksana. Maka, kalianlah harapan kami. Generasi penyelamat umat dan negara kami. Jangan cuma berilmu! Tapi juga harus berakhlak. Klo cuma sekedar berilmu, iblis pun jauh lebih hebat daripada kita. Ayahanda kita Drs. H. Abun Bastari selalu bilang, akhlak itu panglima kehidupan. Maksudnya? Dalam sehari-hari kita tidak terlepas dari yang namanya akhlak. Baik buruknya diri kita bisa dilihat dari akhlak. Bagaimana cara bicaranya, bagaimana bergaulnya dan lain sebagainya. Yang menilai akhlak kita baik atau buruk adalah oranglain bukan diri kita sendiri. أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ
Penulis : Choirunnisa
Editor : Faiz Salman Al-Fariesy