manusia, kadang kita suka merasa sedih, resah, berputus asa. Nah, itulah yang dinamakan galau. Namun, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), galau adalah keadaan dimana seseorang mengalami pikiran atau perasaan yang tidak karuan. Seperti halnya kita sebagai manusia milenial merasa galau karena nggak punya harta, barang hilang, dijauhin teman, tugas numpuk. Bahkan belum punya pacar bisa galau, ditinggal pacar pun galau, Astaghfirullahal’adzim. Hayo siapa?
Wahai warga milenial ! Saat kita punya harta, jangan bangga. Karena harta itu sebenarnya hanya titipan dari Allah. Ngga punya jabatan pun easy going aja yang penting bermanfaat buat sesama. Kata Gus Dur, “Tidak ada jabatan yang perlu dipertahankan mati-matian”. Gitu aja kok repot. Semua yang ada di bumi ini bersifat fana dan semua masalah-masalah yang datang itu memang dari Allah, kenapa? Karena dunia itu tempatnya cobaan dan ujian. Apalagi “pacar”? Sudah jelas dalam Al-Qur’an Allah melarang dalam ayat
وَلاَتَقْرَبُوْالزِّنَى اِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَمَقْتاً وَسَآءَ سَبِيْلاً
“Dan janganlah kamu mendekati zina (zina) itu sungguh perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ ayat 32)
Nah, pacaran itu salah satu yang mendekatkan kepada zina. Berarti ketika kalian menggalaukan pacar, sama saja kalian menggalaukan hal yang haram. Dan melakukan perbuatan haram yang dilarang itu hukumnya dosa. Jadi ketika kita galau, sebenarnya kita sedang diuji oleh Allah. Di situlah Allah ingin melihat bagaimana cara kita mengatasi galau tersebut. Apakah karena galau kita jadi tambah dekat dengan Allah atau tambah jauh dari Allah.
Rasulullah juga pernah galau. Tahu cerita tentang ‘Amul Huzni (Tahun Kesedihan)? Tahun itu adalah tahun dimana Rasulullah mengalami kesedihan yang sangat mendalam. Kenapa? Karena di tahun itu Abu Thalib; paman Rasulullah meninggal dunia lalu disusul istri Rasulullah, Khadijah. Ditinggal 2 perisai yang selama ini melindungi dan menemani Nabi di masa-masa sulit dakwah awal Islam tentu menorehkan duka lara di hati Rasulullah SAW. Namun setelah itu, Allah menghibur Rasulullah dengan perjalanan Isra’ dan Mi’raj. Dengan menaiki Buroq yang kecepatannya melebihi kecepatan cahaya hingga Rasulullah bisa sampai ke langit ke-7 untuk menerima perintah shalat 5 waktu dan kembali lagi ke bumi hanya dengan semalaman saja. Hebatkan? Itulah kuasa Allah. Di waktu lain, kala itu Rasulullah dan Abu Bakar sedang bersembunyi di Gua Tsur. Dengan rasa cemas, was-was, takut dan sedih yang menghampiri Abu Bakar karena dikejar oleh kaum kafir Quraisy saat beliau berdua dalam perjalanan hijrah ke Madinah. Rasulullah juga pernah berkata menenangkan Abu Bakar, “Jangan bersedih, karena Allah bersama kita!” (Qs. At-Taubah: 40).
Jangan bersedih! Jangan galau! Adalah ungkapan menghibur dari Rasulullah untuk Abu Bakar. Penting mengungkapkan kata-kata tersebut untuk memasukkan kegembiraan menghalau kesedihan. Dalam hadits Dari Anas dari Nabi SAW beliau bersabda, “Mudahkanlah dan jangan mempersulit, gembirakanlah dan jangan menakut-nakuti”. (HR. Muttafaqun ‘alaih). Dari hadits Nabi tersebut, terungkap pesan agar kita saling memudahkan dan tidak mempersulit urusan atau apapun itu. Karena pada hakikatnya, Allah memberikan ujian sesuai kemampuan hambanya. Dan dalam hadits itu juga memuat pesan agar kita selalu bergembira dan menggembirakan juga tidak menakut-nakuti orang lain, karena sesungguhnya semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Untuk itu tak perlu meratapi kesedihan. Yang lalu biarlah berlalu, mari kita buka lembaran baru. Dengan begitu seharusnya kita masih bisa tersenyum saat keadaan galau dan membuat kita semakin dekat dengan Allah.
Sahabat-sahabatku, diantara Rumus mengusir galau adalah SMILE. Smile itu tersenyum, namun dibalik itu ada makna lain lhoo…
- S : Sabar
Ketika kita sabar menghadapi sesuatu, hati kita akan tenang jiwa kita akan tenteram.
- M : Merasa senantiasa Allah memberikan hikmah
Jadi dengan ujian/cobaan itu kita yakin Allah pasti memberi hikmah dibalik ini. Dengan begitu, kita pasti tahu apa yang akan kita lakukan selanjutnya. Dan kita bisa memperbaiki diri atas kesalahan yang telah lampau.
- I : Ikhlas
Ikhlas berarti hati kita lapang, karena itu kita tidak akan merasa terbebani yang hanya akan membuat kita lelah batin.
- L : Let’s pray to Allah
Kita harus sering-sering berdoa, doa apa saja. Terutama mungkin agar diri kita dihindarkan dari perasaan galau. Karena sering berdoa pasti kita merasa lebih dekat dengan Allah.
- E : Enggak lupa berdzikir
Dzikir ini juga salah satu sarana mendekatkan diri kepada Allah. Keutamaan berdzikir itu menenangkan hati.
So, Galau di SMILE aja! Dan sekarang, jadilah insan yang selalu SMILE. Tetap tersenyum J Cheer up!
Penulis : Ridhya Dzikriya
Editor : Faiz Al-fariesy