Ujian untuk belajar bukan belajar untuk ujian

 Kring kring kring………..

Alarm aisyah berbunyi pukul tiga dini hari. ia langsung mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat sepertiga malam, pagi ini ia akan melaksanakan ujian sekolah, aisyah pun berdoa hingga tak terasa azan shubuh berkumandang, aisyah segera membangunkan saudari kembarnya Fatimah. ‘’fatimah, ayo bangun udah azan shubuh’’. aisyah membangunkan Fatimah dengan lembut. Tiba tiba matanya langsung terbuka dan bertnya, “udah shubuh syah?.”  pertanyaan Fatimah hanya mendapat anggukan kecil dari aisyah. Lalu aisyah mendapati raut wajah Fatimah yang baru bangun itu tiba tiba terlihat panik, Aisyah pun bertanya, “ada apa Fatimah, kok wajahmu terlihat panik begitu ?. “ini syah, aku belum baca buku fisika setengah bab lagi. emang kamu udah belajar syah?” tanya Fatimah kebingungan ”aku pelajarin point pentingnya aja semalem, insyaallah bisa kok.” Jawab aisyah.

Begitulah Fatimah, memang sangat ambisius saat mendekati waktu ujian, ia akan membaca buku pelajaran hingga pukul satu malam, itu terjadi karna Fatimah setiap harinya tidak pernah menyiapkan waktu khusus untuk belajar dirumah, palingan hanya kalau ada PR saja. namun tidak dengan Aisyah. Ketika ujian datang ia tidak terlalu memaksakan diri untuk belajar semalaman suntuk, karena ia adalah seorang yang disiplin. Belajarnya tidak hanya saat akan ujian, tetapi tiap hari ia belajar dan menulang ngulang ilmu yang telah didapatnya. Jadi Ketika ujian datang tidak terlalu berat untuk mengulang pelajarannya.

Bell sekolah berbunyi pukul tujuh, kini siswa siswi kelas XII Bersiap untuk melaksnakan ujian sekolah. aisyah duduk tenang pada bangkunya, sedangkan Fatimah, ia masih dilanda suasana ketakutan ”apa aku nyontek aja” batinnya. Kebetulan fatimah duduk bersebelahan dengan Nisa, salah satu siswi cerdas yang selalu mendapat peringkat tiga bergilir dengan aisyah dan Ridwan.

“Assalamualaikum” bu windi memasuki ruang ujian sembari menebarkan senyum cantiknya. ”waalaikumsallam” jawab murid murid, baiklah sekarang persiapkan alat ujian masing masing, kita akan ulangan hari ini, kata bu Windi. Dengan keadaan yang semakin mendesak ini, akhirya Fatimah memustuskna untuk menyontek, ia tau itu salah, namun ia taka da pilihan lain karna Sebagian bab nya belum ia pelajari.

                Setelah ujian selesai, Fatimah menghembuskan nafas lega karna ia dapat mengerjakan soal ujian, walau demikian hatinya tidak tenang, ia merasa bersalah karena Sebagian besar jawaban ia dapat dari hasil menyontek pada Nisa. Matahari mulai menggumpat ke arah barat. azan maghrib pun bekumandang. kini mereka sekeluarga melaksanakan solat magrib yang akan di imami oleh  Abi. selesai melaksanakan sholat magrib, saat menyalami tangan Abi, Fatimah berkata “Abi Fatimah mau cerita” “kenapa,Fatimah ada masalah?” tanya abi pada Fatimah ”maaf ya, bi tadi Fatimah nyontek pas ulangan” “astagfirullah.. kenapa kok menyontek?”  soalnya Fatimah belum pelajari Sebagian bab yang akan diujikan. Jadinya, dari pada dapat nilai jelek karna ngasal mendingan dapet nilai bagus walau harus nyontek, Jawab Fatimah. Karna disana ada Aisyah dan ummi, Abi bertanya kepada Aisyah, “Aisyah apakah kamu juga menyontek ?“ tidak abi, jawab aisyah. Kenapa kamu tidak nyontek ? Abi Kembali bertanya, Aisyah pun menjawab. Karena aisyah selalu belajar tiap harinya dan selalu mengulang pelajaran yang sudah ia dapat, jadi kalau ada ulangan tinggal ulang sekilas aja, insya Allah bisa. Abi bertanya kepada Fatimah, apakah Fatimah juga melakukan apa yang Aisyah lakukan ? Fatimah hanya terdiam dan menundukan kepalanya. Abi pun berkata kepada Fatimah. Fatimah, tanamkan dalam hati bahwa belajar itu dilakukan bukan karna ujian, kalau kamu belajar karna ujian maka kamu hanya akan belajar kalau ada ujian, lalu ingat ya… belajar itu kan ikhtiyar atau usaha, kalau usaha doang itu gak cukup !, kamu harus juga berdoa menyerahkan urusan kamu kepada Allah, semalem selepas sholat tahajjud, Abi gak sengaja liat Aisyah lagi doa, sedangkan kamu masih tidur di atas Kasur. Nah, berarti selain kurang usaha kamu juga kurang Doa. Terus lagi jangan pernah berfikir bahwa nilai bagus itu adalah sebuah ukuran hebat, nilai bagus itu gak berarti kalau kamu dapatkan dengan menyontek, Ketika kita mendapatkan nilai yang kurang memuasakan namun itu adalah hasil usaha kita, maka nilai itu lebih berarti untuk kita. Itu adalah nilai asli, nilai perjuangan kita. Paham ya..? besok besok Fatimah harus banyak belajar dari Aisyah, biar hebat kaya Aisyah, jangan diulangi lagi ya, Abi yakin kalau Fatimah ikutin cara Aisyah. Nilai Fatimah juga bagus.

                Mendengar nasihat Abi, memberikan Fatimah banyak pelajaran berharga hari ini, Fatimah berjanji akan berusaha dan berdoa di ujian selanjutnya.

Penulis : Amelia Anindita

Editor : Faiz Al-Fariesy

Facebook
WhatsApp
Telegram

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *