SANGKAR PERADABAN — setelah kuliah umum kepondokan yang membahas Sejarah berdirinya Nurjamilah dan daru tartila, dilanjut pembahasan tentang system dan struktur Pesantren yang berlandasakan 4 pilar, pada (16/08) bertempat di Masjid Nurjamilah
Sesi pertama pukul 08:00-09:00 membahas “Pilar Ketahfidzan” yang disampaikan oleh Al Ustadzah Siti Asyrofah SH.I selaku direktur pilar ketahfidzan, beliau menjelaskan bahwasanya pilar Ketahfidzan sudah ada dari awal Daru Tartila dibangun, pilar Ketahfidzan adalah pilar yang mengatur seluruh kegiatan tasmie’ (Ngaji ) di Pondok Pesantren Tahfidzil Quran Daru Tartila, selanjutnya beliau Memberi motivasi kepada santri/ah agar lebih serius lagi dalam mengaji, dan jangan sampai menyia-nyiakan waktu tasmi’e ( Ngaji ) dengan tidur, agar bisa mencapai tujuan kita Bersama. Yakni, Khatam 30 Juz.
Sesi kedua pukul 09:00-10:00 membahas “Pilar Dirosah Ma’hadiyah” yang disampaikan oleh Al Ustad Ahmad Nur Said selaku direktur pilar Dirosah Ma’hadiyah, beliau menyampaikan bahwasannya pilar Dirosah Ma’hadiyah adalah pilar yang bergerak dalam kurikulum kepesantrenan. Dirosah Ma’hadiyah mencakup 3 kurikulum dasar yaitu: ulum tandzili, yang berasal atau bersumber dari Al Qur’an dan hadist, ulum khuluqi, yang berdasarkan tentang etika dan tatakrama dan ulum tarbiatul lughoh, pengajaran tentang pengembangan bahasa. Sebagai motivasi untuk belajar, Beliau mengingatkan kembali pesan dari Alm. K. H Subhan Hafidz Achmad bahwasanya kunci sukses belajar ada pada 3U yaitu: cinta ilmu, cinta guru dan cinta buku.
Selajutnya, kuliah umum kepondokan sesi ketiga pukul 10:00-11:00 dengan tema “Pilat SMA Tahfizh” yang disampaikan oleh Pak Maman S.Kom selaku direktur pilar SMA Tahfizh, beliau Menjelaskan sejarah bagaimana SMA Tahfizh Nurjamilah bisa berdiri, beliau bercerita, Jadi waktu itu, santri-santriah yang disekolahkan dilembaga Lembaga Nurjamilah sesuai jenjangnya dan itu masih berlaku sampai sekarang untuk jenjang SD dan SMP. Termasuk jenjang sekolah akhir kala itu(SMK), namun para santri sekolah akhir terasa sulit untuk menyesuaikan kurikulum yang ada di SMK, disebabkan keterbatasan dan keterikatannya dengan Pondok bahkan berimbas pada mengaji, kalau kurikulum SD dan SMP masih bisa di toleransi dan dijangkau oleh pondok. Maka dari itu almarhumah Dra.Hj Nur Hayati menginginkan berdiri SMA tahfizh supaya kurikulumnya disesuaikan dengan visi misi Pondok dan yang lulus sekolah menengah pertama tetap bisa melanjutkan sekolah akhirnya di Pondok.
Dan terakhir, kuliah umum kepondokan sesi ke-empat pukul 20:30-21:30 dengan tema “Pilar Pengasuhan” yang disampaikan oleh Al Ustadzah Ulfy Lathifah selaku direktur Pengasuhan, beliau menyampaikan bahwa awal pengasuhan dimulai pada pertengahan tahun 2013. Pengasuhan adalah Pilar yang mengatur seluruh kegiatan kecuali sekolah dan tasmie’. Beliau juga berpesan pada kami bahwa santri harus bedikari (berdiri sendiri) dan kenapa kita harus mondok ? Supaya kita menjadi orang yang tahu dan bisa. Beliau juga mengingatkan agar santri/ah tidak melakukan kejahatan tangan, kaki maupun lisan seperti memukul, menendang dan mengejek.
Al-ustadzah Ulfy latifah selaku Direktur pengasuhan saat sedang memberikan materi
Setelah itu beliau juga memerintahkan kepada seluruh santri/ah untuk membacakan Ikrar Santri Sholeh yang dipimpin oleh Muhammad Ihsan Dzulhafdzi, kelas 12 SMA Tahfizh, selaku ketua Istadala banin. Setelah itu ditutup dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh Al Ustad Syarifudin Hidayatul Maulana, selaku bagian Pengasuhan Putra.
Demikian acara Khutbatul ‘Arsy yang membahas tentang 4 Pilar di Pondok Pesantren Tahfidzil Qur’an Nurjamilah Daru Tartila tahun ajaran 2023-2024, semoga acara ini dapat menjadikan santri/ah lebih mengenal Pondok Pesantren Daru Tartila dan bisa lebih semangat untuk berjuang bersama serta mencari ridho Allah dan berkah guru.
Penulis : Nadia Nur Maulina
Editor: Faiz Al-fariesy