Sejarah Daru Tartila

The current movement of the times is so rapid, leaving confusion about the future of education and morals of future generations. Especially the morality of the Qur’an as exemplified by the Prophet SAW. To form a generation of Qur’anic Islam that not only recites but also memorizes and studies (tilawatan, hifzhon, fahman, wa tahbiqon) like the generation that Rasulullah described as “اناجيلهم صدورهم” (Al-Qur’an mereka ada di dada mereka), maka pada 21 Februari 2009 Daar Tahfizhil Qur’an Nurjamilah atau biasa disingkat DARU TARTILA lahir, embrionya berasal dari pengajian sore yang memang sudah mentradisi sejak lama di lingkungan Nurjamilah. Bisa dibilang Ibu Dra. Hj. Nurhayati adalah sosok pertama yang membidani lahirnya pengajian tadi. Karena dari rahim yang sama, YPI Nurjamilah lahir dengan beberapa lembaga yang bernaung dibawahnya. Sebagian orang saat itu juga menyebutnya TPA Nurjamilah.

Sebagaimana keimanan yang kadang naik kadang turun, dalam perjalanannya, TPA Nurjamilah ini juga mengalami pasang surut motivasi. Terutama karena kesibukan para pengajarnya. Sehingga menyebabkan semangat anak untuk mengaji kurang terakomodasi. Di saat-saat itu lah pergantian nahkoda diperlukan dengan harapan dapat memberikan nafas dan warna yang berbeda. Diangkatlah H. Shubhan Hafidz Ach, LcQ, putra kedua Ibu Hj. Nurhayati dan Bpk H. Abun Bastari yang saat itu baru pulang dari Mesir mengemban amanat ini.

Hal yang pertama dilakukan adalah memperkenalkan kegiatan Tahfizhul (menghafal) Qur’an kepada 5 dari sekitar 10 orang murid yang tersisa. Kemudian mengubah paradigma mereka bahwa menghafal Qur’an memiliki tanggungjawab lebih dari sekedar mengaji biasa. Sambil mencoba mensyiarkan kegiatan ini dengan mengadakan demo hafalan Qur’an di beberapa even pengajian ibu-ibu majlis ta’lim, dll. Alhamdulillah respon jamaah dan masyarakat sangat bagus, sehingga di antara mereka dengan antusias mengamanahkan putra-putrinya untuk mengaji. di DARU TARTILA. Sebulan berjalan, tepatnya bulan Maret. Usaha keras ini mulai menuai hasil, Rudi Trianto salah seorang santri DARU TARTILA  yang diikutkan lomba MHQ tingkat juz ‘amma memperoleh juara I. Yang perlu digarisbawahi dari prestasi ini sebenarnya adalah sebuah pengakuan dari bacaan Al-Qur’an yang diajarkan di DARU TARTILA, makhorijul huruf, Tajwid, kelancaran dan kaidah-kaidah tilawah lainnya. Inilah yang patut disyukuri.

In May, after receiving the blessing of Mr. KH. Hasan Sahal (Leader of Ma’had Thafizhil Qur’an for children of Al-Muqoddasah, PPM Gontor Ponorogo, Islamic boarding school for daughters of Al-Mawaddah) and KH. Idris Djauhari (Head of Ponpes Al-Amien Prenduan) who are both “professional teachers” H. Shubhan Hafidz Ach, LcQ when he was studying at the two cottages. So DARU TARTILA whose name is also a gift from KH. Hasan Sahal began to accept more students. Regardless of the school’s origin status, from one of the educational institutions in Nurjamilah or from a non-Nurjamilah school.

            The types of students at DARU TARTILA are divided into 3 types: First, Santri Muntazhim are students who live in dormitories and are entitled to dormitory facilities with all the knick-knacks of their teaching activities. Second, Muntashib students are PP (Return-Go) students. Third, Abdi Santri are students who are currently studying at the Nurjamilah Vocational High School who are specially educated by DARU TARTILA to be seconded to teach the Qur’an at Nurjamilah Middle School or Elementary School. The principle of Santri Abdi is learning while teaching. Among the routine activities that have been running is Tasmie’ Memories in the afternoon. For those who go to school inside, morning and evening from Monday to Saturday morning. Meanwhile, Saturday afternoon begins with Mudarosah, continued ba’da Maghrib; Muhadhoroh (speech training), and ba’da Isya Holy Site martial arts training for those who are interested. Wednesday night ba’da Maghrib the study of the book Nashoihul Ibad and some other activities of a special nature, such as the practice of prayer and narration, muhadatsah (Arabic-English conversation) , and additional diniyyah lessons.

            After about a year of existence, several achievements that have been achieved by DARU TARTILA and his students include:

  • First Winner of Tahfizh Competition at Jamie Al-Falah Mosque a/n Rudi Trianto
  • 1st Winner of MHQ Men in Bekasi at Ponpes An-Nur a/n M. Omar Alfaroby
  • First MHQ Women’s Champion in Bekasi at Ponpes An-Nur a/n Nungky Agustini
  • Second Place MHQ Putra Sapta Contest PAI Kec. West Bekasi a/n M. Omar Alfaroby
  • Second Place MHQ Putri Sapta Contest PAI Kec. West Bekasi a/n Syifa CMQ Insani
  • Second Runner Up MHQ Putri Sapta in the District PAI Contest. West Bekasi a/n Risma. F
  • 1st Winner of MTQ Putra Sapta Contest PAI Kec. Bekasi Barat a/n Fatwa Fair
  • First Winner of Tahfizh Competition at Jamie Al-Falah Mosque a/n Nungky Agustini
  • Second Winner of Tahfizh Competition at Jamie Al-Falah Mosque a/n M. Omar Alfaroby
  • Winner III Tahfizh Competition at As-Syafi’iyah Mosque a/n A. Fatwa Adil
  • 2nd Winner of the Men’s MHQ Competition in the Jamboree event between Islamic boarding schools in Banten a/n Agus Irianto
  • 2nd Winner of the Women’s MHQ Competition in the Jamboree event between Islamic boarding schools in Banten a/n Siti Rahma

Hopefully some of the achievements that have been achieved will further pave the way for the Qur’an generation to give a new color to a more advanced Indonesia. Amen

Baixar Torrent Crackedao

 

clone files checker crack